Kulewati jalanan ini,
ketika langit menangis hebat
menyiram tubuh gigilku
lalu di perhentian ini,
aku berhenti sejenak,
mengeringkan tubuh,
untuk meneruskan perjalanan,
yang masih panjang lagi.
Di perhentian ini..
jendela kenangan kembali terbuka
ketika pertama kali engkau kutemu
di saat begini,
saat langit menangis hebat
saat sapaan mengundang rasa.
Memandang semua sudut perhentian ini
masih tergambar di pandanganku,
suaramu, senyummu dan malumu
membuatkan aku seperti hanyut
dalam kenangan yang panjang
bersama desir hujan
yang enggan mereda
pun semakin menggila....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar