Pernah
aku berujar padamu, "kamu itu seperti magnet". Kau mengingatnya? Kau
hanya tertawa saat itu. Aku masih jelas mengingatnya, terutama suara
tawamu. Tawamu membuatku tiba-tiba merasa dihujani ribuan cahaya
bintang, membuatku bahagia. Atau mungkin bukan suara tawamu yang
membuatku bahagia. Aku bahagia karena merasa kamupun bahagia dengan
keberadaanku, tawamu buktinya. Bagiku tak ada yang lebih membahagiakan
selain melihat orang yang kucintai tertawa bahagia. Itu yang terpenting,
bahkan melebihi kebahagiaanku sendiri.
Bukan tanpa alasan aku
mengatakannya. Seperti magnet kau selalu mampu menarikku mendekat
padamu. Berkali-kali aku berusaha menjauh, berusaha melupakan, tapi aku
selalu kembali jatuh padamu. Tak perduli kau melukaiku, membuatku
menangis, pergi darimu hanya sebatas keinginan yang tak pernah mampu aku
wujudkan. Hatiku, pikiranku, bahkan air mataku, selalu kembali
menginginkanmu, kembali mencarimu, kembali mendekat padamu.
Kau tahu,
medan magnet yang kau ciptakan itu bernama rindu. Rinduku padamu yang
menarikku, mendekatimu. Rindu itu yang selalu berhasil merubah haluan
langkahku yang ingin meninggalkanmu kembali berbalik arah menujumu. Tapi
aku curiga, sebenarnya kaupun merinduku. Seperti gaya tarik menarik dua
magnet, kerinduanmu menarik rinduku datang padamu. Juga seperti
sekarang ini, aku begitu ingin memelukmu, begitu sesak merindukanmu.
Heii... mungkin disana kaupun tengah merindukanku. Begitukah ?
---
Betapapun jauhnya langkah kakimu pergi meninggalkan orang yang kau cintai,
kerinduan akan selalu menuntunmu kembali padanya
---
like a magnet,,,
---
Betapapun jauhnya langkah kakimu pergi meninggalkan orang yang kau cintai,
kerinduan akan selalu menuntunmu kembali padanya
---
like a magnet,,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar