Minggu, 30 September 2012
Pelukanmu
Luruhkan air mataku
Ucapmu
Aku pergi dan kembali untukmu
Pergimu tinggalkan
Sejuta kenang indahmu
Harapku selesaikan
Tugasmu
Sedih, perihnya hati
Saat pamitmu hari ini
Kepergianmu
Mengalungkan sepiku
Ikhlasku untukmu
Setia kunanti dirimu
Tenangkan langkahmu
Di sini aku menunggu
Sampai kau
Ada hanya untukku
Doaku menyertaimu
Dalam hembusan nafasku
"Untukmu yang selalu di hati"
Aku pergi dan kembali untukmu
Pergimu tinggalkan
Sejuta kenang indahmu
Harapku selesaikan
Tugasmu
Sedih, perihnya hati
Saat pamitmu hari ini
Kepergianmu
Mengalungkan sepiku
Ikhlasku untukmu
Setia kunanti dirimu
Tenangkan langkahmu
Di sini aku menunggu
Sampai kau
Ada hanya untukku
Doaku menyertaimu
Dalam hembusan nafasku
"Untukmu yang selalu di hati"
_" Malam Pengantin "_
Pengembaraan berakhir sudah.....
sejak saling jatuh hati
ada hasrat ♈ǝлƍ selalu menyala...
♈ǝлƍ sekian lama tersimpan rapi
dalam tiap degup jantung kita ♈ǝлƍ selalu berpadu
tak terasa cinta kita tumbuh dengan manis
selalu bersinar bak mentari
cahayanya mendaki bukit rindu
sebrangi lauitan kasih
hingga sampai di puncak harapan
saat kau pasangkan cincin dijemari manIsku
Sebagai tambatan akhir pengembaraan kita
Biarkan rindu kita luluh bersama malam
diantara sorak sorai kegembiraan
disela restu dan doa ♈ǝлƍ
membahana
Dalam lembut cahaya bulan dan kerlip kunang-
kunang
Lalu perlahan membakar kedua sukma kita
Diatas ranjang peraduan beraroma kenanga
Kemudian terbang menyusuri awan
Hingga kaki langit tempat segala kenangan tentang kita
bersemayam abadi sepanjang musim
Biarkan bintang mendelik cemburu
Pada gelora cinta kita ♈ǝлƍ membias hingga batas cakrawalaLalu berpendar indah di seantero angkasa
Dan menepis segala kesangsian
Bahwa Biduk ♈ǝлƍ kita kayuh berdua
Akan mampu meredakan segala badai
hingga kita menutup mata....
dalam tiap degup jantung kita ♈ǝлƍ selalu berpadu
tak terasa cinta kita tumbuh dengan manis
selalu bersinar bak mentari
cahayanya mendaki bukit rindu
sebrangi lauitan kasih
hingga sampai di puncak harapan
saat kau pasangkan cincin dijemari manIsku
Sebagai tambatan akhir pengembaraan kita
Biarkan rindu kita luluh bersama malam
diantara sorak sorai kegembiraan
disela restu dan doa ♈ǝлƍ
membahana
Dalam lembut cahaya bulan dan kerlip kunang-
kunang
Lalu perlahan membakar kedua sukma kita
Diatas ranjang peraduan beraroma kenanga
Kemudian terbang menyusuri awan
Hingga kaki langit tempat segala kenangan tentang kita
bersemayam abadi sepanjang musim
Biarkan bintang mendelik cemburu
Pada gelora cinta kita ♈ǝлƍ membias hingga batas cakrawalaLalu berpendar indah di seantero angkasa
Dan menepis segala kesangsian
Bahwa Biduk ♈ǝлƍ kita kayuh berdua
Akan mampu meredakan segala badai
hingga kita menutup mata....
Wahai jiwa yang malam ini gelisah,
bisikkanlah
Tuhanku ...
Terimalah hatiku yang bersyukur
karena kini ku mengerti,
jika aku sepenuhnya ikhlas menyerahkan diri
dan hidupku kepada-Mu,
maka sesungguhnya aku tak lagi
memiliki diri dan hidupku sendiri.
Dengannya,
diri dan kehidupanku adalah milik-Mu,
sehingga Engkau tak akan melupakanku,
tak akan membiarkanku sedih,
dan pasti akan menyejahterakan dan membahagiakanku.
Tuhan,
Aku ini milik-Mu,
bahagiakanlah aku.
Aamiin.
karena kini ku mengerti,
jika aku sepenuhnya ikhlas menyerahkan diri
dan hidupku kepada-Mu,
maka sesungguhnya aku tak lagi
memiliki diri dan hidupku sendiri.
Dengannya,
diri dan kehidupanku adalah milik-Mu,
sehingga Engkau tak akan melupakanku,
tak akan membiarkanku sedih,
dan pasti akan menyejahterakan dan membahagiakanku.
Tuhan,
Aku ini milik-Mu,
bahagiakanlah aku.
Aamiin.
Semenjak kehadiran mu aku tak bisa jika tanpa mu
Kesadaran mu akan hal itu membuatmu SOMBONG ..
Di saat aku yang terbiasa bersama mu
Kamu menjadi sosok yang sok paling dibutuhkan, bertingkah
sesuka kamu tanpa peduli bagaimana dengan diri ku ..
Tak tau apa ini bagian dari rencana mu atau kamu memang EGOIS,
merasa diri kamu sudah SEMPURNA?
Ternyata kamu memang HEBAT, berhasil buat diri kamu jadi
sesuatu yang berarti buat ku ..
Kamu yang hadir di hidup aku tapi kenapa aku yang menyesuaikan
diri dengan mu?
Jawaban nya karna kamu berhasil buat diri ku takut kehilangan diri mu ..
Jika hadir mu hanya sementara,jika hadir mu hanya membuat luka,untuk apa kamu HADIR?
Tanpa kehadiran mu aku baik baik saja,
Memang semenjak kehadiran mu aku menjadi sangat baik
Tapi kepergian mu membuat ku jauh lebih baik, SAKIT !
Tak tau apa ini bagian dari rencana mu atau kamu memang EGOIS,
merasa diri kamu sudah SEMPURNA?
Ternyata kamu memang HEBAT, berhasil buat diri kamu jadi
sesuatu yang berarti buat ku ..
Kamu yang hadir di hidup aku tapi kenapa aku yang menyesuaikan
diri dengan mu?
Jawaban nya karna kamu berhasil buat diri ku takut kehilangan diri mu ..
Jika hadir mu hanya sementara,jika hadir mu hanya membuat luka,untuk apa kamu HADIR?
Tanpa kehadiran mu aku baik baik saja,
Memang semenjak kehadiran mu aku menjadi sangat baik
Tapi kepergian mu membuat ku jauh lebih baik, SAKIT !
Sabtu, 29 September 2012
_" I WANT FROM U ,,, "_
A love that is the form of truth.
A love that feels truly for others.
A love that gives, gives, gives!
A love that serves Me in others.
A love that sees Me constantly.
A love that knows no fear.
A love that is content and peaceful.
A love with persevering patience.
A love that endures all and blames none.
A love that smiles in all sorrows.
A love of firm faith in God.
A love that welcomes Me in all forms.
A love that knows to surrender.
A love that is pure and sustained.
Give Me this love,
And I will open the doors to your prison,
And give you your freedom forever.
A love that sees Me constantly.
A love that knows no fear.
A love that is content and peaceful.
A love with persevering patience.
A love that endures all and blames none.
A love that smiles in all sorrows.
A love of firm faith in God.
A love that welcomes Me in all forms.
A love that knows to surrender.
A love that is pure and sustained.
Give Me this love,
And I will open the doors to your prison,
And give you your freedom forever.
Jumat, 28 September 2012
sungguh sangat sakit hati ini,
sungguh tak tenangnya hati ini,
saat kau tak disini,
ajari aku cara melupakan semua hal,
semua tentangmu,
ajari aku cara menenangkan hati ini,
tanpa adanya kamu lagi,
Kini baru ku sadari
sungguh tak tenangnya hati ini,
saat kau tak disini,
ajari aku cara melupakan semua hal,
semua tentangmu,
ajari aku cara menenangkan hati ini,
tanpa adanya kamu lagi,
Kini baru ku sadari
ku hanya plampiasan-mu yang terluka,
yang kini menyayangimu, mencintai dirimu,
dari apa adanya dirimu yang sebenarnya,
tolong ajari aku..
ku ingin tenang,
tanpa adanya raga dan cintamu lagi,
di sisiku.. di hatiku ..
yang kini menyayangimu, mencintai dirimu,
dari apa adanya dirimu yang sebenarnya,
tolong ajari aku..
ku ingin tenang,
tanpa adanya raga dan cintamu lagi,
di sisiku.. di hatiku ..
Sayang....
Sosokmu terlalu angkuh untukku puisikan
hingga aku kehilangan kekuatan mengeja
tiap kalimat yang akan kusyairkan
Kaku jemari engan menari
ketika pesona parasmu menggoda imaji
Anganku lemah terkulai
Oleh gemulai sapamu yang lembut membelai
Sosokmu terlalu angkuh untukku puisikan
hingga aku kehilangan kekuatan mengeja
tiap kalimat yang akan kusyairkan
Kaku jemari engan menari
ketika pesona parasmu menggoda imaji
Anganku lemah terkulai
Oleh gemulai sapamu yang lembut membelai
Engkau begitu sempurna dihadapanku
Lalu dalam ketidakberdayaan angan
kukumpulkan keberanian pada benak kutanyakan
Jika seluruh aksara telah terrangkum dalam namamu
Untuk apalagi nanar netraku mencari inspirasi pada selainmu
Sedang aku hanya butuh tiga kata untuk nyatakan rasaku;
aku cinta padamu
Lalu dalam ketidakberdayaan angan
kukumpulkan keberanian pada benak kutanyakan
Jika seluruh aksara telah terrangkum dalam namamu
Untuk apalagi nanar netraku mencari inspirasi pada selainmu
Sedang aku hanya butuh tiga kata untuk nyatakan rasaku;
aku cinta padamu
Rabu, 26 September 2012
So SAD ,,, :'(
“When
I got home that night as my wife served dinner, I held her hand and
said, I’ve got something to tell you. She sat down and ate quietly.
Again I observed the hurt in her eyes.
Suddenly I didn’t know how to open my mouth. But I had to let her know
what I was thinking. I want a divorce. I raised the topic calmly. She
didn’t seem to be annoyed by my words, instead she asked me softly, why?
I avoided her question. This made her angry. She threw away the chopsticks and shouted at me, you are not a man! That night, we didn’t talk to each other. She was weeping. I knew she wanted to find out what had happened to our marriage. But I could hardly give her a satisfactory answer; she had lost my heart to Jane. I didn’t love her anymore. I just pitied her!
With a deep sense of guilt, I drafted a divorce agreement which stated that she could own our house, our car, and 30% stake of my company. She glanced at it and then tore it into pieces. The woman who had spent ten years of her life with me had become a stranger. I felt sorry for her wasted time, resources and energy but I could not take back what I had said for I loved Jane so dearly. Finally she cried loudly in front of me, which was what I had expected to see. To me her cry was actually a kind of release. The idea of divorce which had obsessed me for several weeks seemed to be firmer and clearer now.
The next day, I came back home very late and found her writing something at the table. I didn’t have supper but went straight to sleep and fell asleep very fast because I was tired after an eventful day with Jane. When I woke up, she was still there at the table writing. I just did not care so I turned over and was asleep again.
In the morning she presented her divorce conditions: she didn’t want anything from me, but needed a month’s notice before the divorce. She requested that in that one month we both struggle to live as normal a life as possible. Her reasons were simple: our son had his exams in a month’s time and she didn’t want to disrupt him with our broken marriage.
This was agreeable to me. But she had something more, she asked me to recall how I had carried her into out bridal room on our wedding day. She requested that every day for the month’s duration I carry her out of our bedroom to the front door ever morning. I thought she was going crazy. Just to make our last days together bearable I accepted her odd request.
I told Jane about my wife’s divorce conditions. . She laughed loudly and thought it was absurd. No matter what tricks she applies, she has to face the divorce, she said scornfully.
My wife and I hadn’t had any body contact since my divorce intention was explicitly expressed. So when I carried her out on the first day, we both appeared clumsy. Our son clapped behind us, daddy is holding mommy in his arms. His words brought me a sense of pain. From the bedroom to the sitting room, then to the door, I walked over ten meters with her in my arms. She closed her eyes and said softly; don’t tell our son about the divorce. I nodded, feeling somewhat upset. I put her down outside the door. She went to wait for the bus to work. I drove alone to the office.
On the second day, both of us acted much more easily. She leaned on my chest. I could smell the fragrance of her blouse. I realized that I hadn’t looked at this woman carefully for a long time. I realized she was not young any more. There were fine wrinkles on her face, her hair was graying! Our marriage had taken its toll on her. For a minute I wondered what I had done to her.
On the fourth day, when I lifted her up, I felt a sense of intimacy returning. This was the woman who had given ten years of her life to me. On the fifth and sixth day, I realized that our sense of intimacy was growing again. I didn’t tell Jane about this. It became easier to carry her as the month slipped by. Perhaps the everyday workout made me stronger.
She was choosing what to wear one morning. She tried on quite a few dresses but could not find a suitable one. Then she sighed, all my dresses have grown bigger. I suddenly realized that she had grown so thin, that was the reason why I could carry her more easily.
Suddenly it hit me… she had buried so much pain and bitterness in her heart. Subconsciously I reached out and touched her head.
Our son came in at the moment and said, Dad, it’s time to carry mom out. To him, seeing his father carrying his mother out had become an essential part of his life. My wife gestured to our son to come closer and hugged him tightly. I turned my face away because I was afraid I might change my mind at this last minute. I then held her in my arms, walking from the bedroom, through the sitting room, to the hallway. Her hand surrounded my neck softly and naturally. I held her body tightly; it was just like our wedding day.
But her much lighter weight made me sad. On the last day, when I held her in my arms I could hardly move a step. Our son had gone to school. I held her tightly and said, I hadn’t noticed that our life lacked intimacy. I drove to office…. jumped out of the car swiftly without locking the door. I was afraid any delay would make me change my mind…I walked upstairs. Jane opened the door and I said to her, Sorry, Jane, I do not want the divorce anymore.
She looked at me, astonished, and then touched my forehead. Do you have a fever? She said. I moved her hand off my head. Sorry, Jane, I said, I won’t divorce. My marriage life was boring probably because she and I didn’t value the details of our lives, not because we didn’t love each other anymore. Now I realize that since I carried her into my home on our wedding day I am supposed to hold her until death do us apart. Jane seemed to suddenly wake up. She gave me a loud slap and then slammed the door and burst into tears. I walked downstairs and drove away. At the floral shop on the way, I ordered a bouquet of flowers for my wife. The salesgirl asked me what to write on the card. I smiled and wrote, I’ll carry you out every morning until death do us apart.
That evening I arrived home, flowers in my hands, a smile on my face, I run up stairs, only to find my wife in the bed -dead. My wife had been fighting CANCER for months and I was so busy with Jane to even notice. She knew that she would die soon and she wanted to save me from the whatever negative reaction from our son, in case we push through with the divorce.— At least, in the eyes of our son—- I’m a loving husband….
The small details of your lives are what really matter in a relationship. It is not the mansion, the car, property, the money in the bank. These create an environment conducive for happiness but cannot give happiness in themselves.
So find time to be your spouse’s friend and do those little things for each other that build intimacy. Do have a real happy marriage!
If you don’t share this, nothing will happen to you.
If you do, you just might save a marriage. Many of life’s failures are people who did not realize how close they were to success when they gave up
I avoided her question. This made her angry. She threw away the chopsticks and shouted at me, you are not a man! That night, we didn’t talk to each other. She was weeping. I knew she wanted to find out what had happened to our marriage. But I could hardly give her a satisfactory answer; she had lost my heart to Jane. I didn’t love her anymore. I just pitied her!
With a deep sense of guilt, I drafted a divorce agreement which stated that she could own our house, our car, and 30% stake of my company. She glanced at it and then tore it into pieces. The woman who had spent ten years of her life with me had become a stranger. I felt sorry for her wasted time, resources and energy but I could not take back what I had said for I loved Jane so dearly. Finally she cried loudly in front of me, which was what I had expected to see. To me her cry was actually a kind of release. The idea of divorce which had obsessed me for several weeks seemed to be firmer and clearer now.
The next day, I came back home very late and found her writing something at the table. I didn’t have supper but went straight to sleep and fell asleep very fast because I was tired after an eventful day with Jane. When I woke up, she was still there at the table writing. I just did not care so I turned over and was asleep again.
In the morning she presented her divorce conditions: she didn’t want anything from me, but needed a month’s notice before the divorce. She requested that in that one month we both struggle to live as normal a life as possible. Her reasons were simple: our son had his exams in a month’s time and she didn’t want to disrupt him with our broken marriage.
This was agreeable to me. But she had something more, she asked me to recall how I had carried her into out bridal room on our wedding day. She requested that every day for the month’s duration I carry her out of our bedroom to the front door ever morning. I thought she was going crazy. Just to make our last days together bearable I accepted her odd request.
I told Jane about my wife’s divorce conditions. . She laughed loudly and thought it was absurd. No matter what tricks she applies, she has to face the divorce, she said scornfully.
My wife and I hadn’t had any body contact since my divorce intention was explicitly expressed. So when I carried her out on the first day, we both appeared clumsy. Our son clapped behind us, daddy is holding mommy in his arms. His words brought me a sense of pain. From the bedroom to the sitting room, then to the door, I walked over ten meters with her in my arms. She closed her eyes and said softly; don’t tell our son about the divorce. I nodded, feeling somewhat upset. I put her down outside the door. She went to wait for the bus to work. I drove alone to the office.
On the second day, both of us acted much more easily. She leaned on my chest. I could smell the fragrance of her blouse. I realized that I hadn’t looked at this woman carefully for a long time. I realized she was not young any more. There were fine wrinkles on her face, her hair was graying! Our marriage had taken its toll on her. For a minute I wondered what I had done to her.
On the fourth day, when I lifted her up, I felt a sense of intimacy returning. This was the woman who had given ten years of her life to me. On the fifth and sixth day, I realized that our sense of intimacy was growing again. I didn’t tell Jane about this. It became easier to carry her as the month slipped by. Perhaps the everyday workout made me stronger.
She was choosing what to wear one morning. She tried on quite a few dresses but could not find a suitable one. Then she sighed, all my dresses have grown bigger. I suddenly realized that she had grown so thin, that was the reason why I could carry her more easily.
Suddenly it hit me… she had buried so much pain and bitterness in her heart. Subconsciously I reached out and touched her head.
Our son came in at the moment and said, Dad, it’s time to carry mom out. To him, seeing his father carrying his mother out had become an essential part of his life. My wife gestured to our son to come closer and hugged him tightly. I turned my face away because I was afraid I might change my mind at this last minute. I then held her in my arms, walking from the bedroom, through the sitting room, to the hallway. Her hand surrounded my neck softly and naturally. I held her body tightly; it was just like our wedding day.
But her much lighter weight made me sad. On the last day, when I held her in my arms I could hardly move a step. Our son had gone to school. I held her tightly and said, I hadn’t noticed that our life lacked intimacy. I drove to office…. jumped out of the car swiftly without locking the door. I was afraid any delay would make me change my mind…I walked upstairs. Jane opened the door and I said to her, Sorry, Jane, I do not want the divorce anymore.
She looked at me, astonished, and then touched my forehead. Do you have a fever? She said. I moved her hand off my head. Sorry, Jane, I said, I won’t divorce. My marriage life was boring probably because she and I didn’t value the details of our lives, not because we didn’t love each other anymore. Now I realize that since I carried her into my home on our wedding day I am supposed to hold her until death do us apart. Jane seemed to suddenly wake up. She gave me a loud slap and then slammed the door and burst into tears. I walked downstairs and drove away. At the floral shop on the way, I ordered a bouquet of flowers for my wife. The salesgirl asked me what to write on the card. I smiled and wrote, I’ll carry you out every morning until death do us apart.
That evening I arrived home, flowers in my hands, a smile on my face, I run up stairs, only to find my wife in the bed -dead. My wife had been fighting CANCER for months and I was so busy with Jane to even notice. She knew that she would die soon and she wanted to save me from the whatever negative reaction from our son, in case we push through with the divorce.— At least, in the eyes of our son—- I’m a loving husband….
The small details of your lives are what really matter in a relationship. It is not the mansion, the car, property, the money in the bank. These create an environment conducive for happiness but cannot give happiness in themselves.
So find time to be your spouse’s friend and do those little things for each other that build intimacy. Do have a real happy marriage!
If you don’t share this, nothing will happen to you.
If you do, you just might save a marriage. Many of life’s failures are people who did not realize how close they were to success when they gave up
Senin, 24 September 2012
Malam Ini..
Saat Gerimis Telah Usai
Dan Udara Semakin Membeku
Sehelai Halaman Peristiwa
Tembang Kisah Perjalanan
Telah Berakhir
Di Kota Ini
Di Pusat Segala Gerak Jalur Kehidupan
Di Saat Gulita Semakin Menjelang
Di Saat Lampu Jalanan Akan Padam
Di Ukirlah Segala Peristiwa Yang Mungkin Untuk Di Kenang
Walau Hanya Selintas Waktu
Malam Ini
Janji Dan Harapan Di Ucap
Suka Dan Duka Di Kisahkan
Mengejar Waktu Yang Berlari Dengan Malam
Semua Akan Usai
Dan Kota Ini
Menyimpan Kisah Cita Dan Cinta Diri Yang Penuh Harap
Sesaat Lagi Pagi Menjelang Dan Aku Mengucap Salam Terakhir Ku
Pada Kota Ini
Sejuta Angan
Sejuta Harap
Telah Terkisah Di Sini
Seiring Derap Langkah Ku
Meninggalkan Sejuta Kenangan
Aku Tahu Setiap Kali Aku Membuka Sebuah Buku
Aku Akan Bisa Menguak Sepetak Langit
Dan Jika Aku Membaca Sebuah Kalimat Baru
Aku Akan Sedikit Lebih Banyak Tahu Di Banding Sebelumnya
Dan Segala Yang Ku Baca Akan Membuat Dunia Juga Diri Ku Menjadi Lebih Besar Dan Luas
Di Kota Ini
Di Pusat Segala Gerak Jalur Kehidupan
Di Saat Gulita Semakin Menjelang
Di Saat Lampu Jalanan Akan Padam
Di Ukirlah Segala Peristiwa Yang Mungkin Untuk Di Kenang
Walau Hanya Selintas Waktu
Malam Ini
Janji Dan Harapan Di Ucap
Suka Dan Duka Di Kisahkan
Mengejar Waktu Yang Berlari Dengan Malam
Semua Akan Usai
Dan Kota Ini
Menyimpan Kisah Cita Dan Cinta Diri Yang Penuh Harap
Sesaat Lagi Pagi Menjelang Dan Aku Mengucap Salam Terakhir Ku
Pada Kota Ini
Sejuta Angan
Sejuta Harap
Telah Terkisah Di Sini
Seiring Derap Langkah Ku
Meninggalkan Sejuta Kenangan
Aku Tahu Setiap Kali Aku Membuka Sebuah Buku
Aku Akan Bisa Menguak Sepetak Langit
Dan Jika Aku Membaca Sebuah Kalimat Baru
Aku Akan Sedikit Lebih Banyak Tahu Di Banding Sebelumnya
Dan Segala Yang Ku Baca Akan Membuat Dunia Juga Diri Ku Menjadi Lebih Besar Dan Luas
Rabu, 19 September 2012
Bila masa ku telah usai,
saat ke dua mata lelah tuk terjaga,
saat raga ini mulai terasa beku,
saat hela nafasku semakin samar,
jangan biarkan tangismu mengiring pergi,
tak pula lara kau hendap di sana,
biarkan ku jelang detik terakhir dengan senyuman,
Aku pergi bukan tak lagi peduli,
bukan pula rasa sayangku menghilang,
aku tetap mencintaimu,
aku sangat menyayangimu,
meski raga terpisah dalam dimensi yang berbeda,
yakinlah...
di sana aku selalu merindukanmu,
Hapus kesedihan itu,
tersenyumlah untukku,
meski aku tak lagi di sisi menemani,
jiwa ku kan selalu menanti kehadiran mu,
cinta kita adalah anugerah ILLAHI,
semoga kelak kita di pertemukan,
dalam masa yang telah di janjikan-NYA,
cium aku untuk yang terakhir kali...
biarkan ku jelang detik terakhir dengan senyuman,
Aku pergi bukan tak lagi peduli,
bukan pula rasa sayangku menghilang,
aku tetap mencintaimu,
aku sangat menyayangimu,
meski raga terpisah dalam dimensi yang berbeda,
yakinlah...
di sana aku selalu merindukanmu,
Hapus kesedihan itu,
tersenyumlah untukku,
meski aku tak lagi di sisi menemani,
jiwa ku kan selalu menanti kehadiran mu,
cinta kita adalah anugerah ILLAHI,
semoga kelak kita di pertemukan,
dalam masa yang telah di janjikan-NYA,
cium aku untuk yang terakhir kali...
Kau Air Aku Api
Kau Api Aku Air
Tentu Kita Tak Bisa Bersama Apalagi Bersatu
Kau Awan Aku Angin
Kau Angin Aku Awan
Tentu Kita Tak Bisa Bersama Apalagi Bersatu
Padahal Api Dan Air Saling Mendamba
Padahal Awan Dan Angin Saling Merindu
Mustahil Kita Bisa Bersama Apalagi Bersatu
Seandainya..
Kau Bulan Aku Bintang
Seandainya..
Kau Kumbang Aku Bunga
Ah Sudahlah..
Kita Memang Tercipta Sebagai Api Dan Air, Awan Dan Angin
Mustahil Kita Bisa Bersama Apalagi Bersatu
Pendam Saja Hasrat Dan Harap Itu
Saling Menatap Saja Dari Kejauhan
Meski Damba Dan Rindu Membuncah Setinggi Angkasa
Kau Awan Aku Angin
Kau Angin Aku Awan
Tentu Kita Tak Bisa Bersama Apalagi Bersatu
Padahal Api Dan Air Saling Mendamba
Padahal Awan Dan Angin Saling Merindu
Mustahil Kita Bisa Bersama Apalagi Bersatu
Seandainya..
Kau Bulan Aku Bintang
Seandainya..
Kau Kumbang Aku Bunga
Ah Sudahlah..
Kita Memang Tercipta Sebagai Api Dan Air, Awan Dan Angin
Mustahil Kita Bisa Bersama Apalagi Bersatu
Pendam Saja Hasrat Dan Harap Itu
Saling Menatap Saja Dari Kejauhan
Meski Damba Dan Rindu Membuncah Setinggi Angkasa
Demi Cinta Sejati
Demi Sayang Abadi
Demi Kasih Putih
Dan Demi Semua Rasa Indah Ku Pada Mu
Aku Selalu Ada Di Hati Mu
Aku Bersemayam Di Tubuh Mu
Aku Menari Di Benak Mu
Dan Aku Bernyanyi Merdu Di Hari-Hari Mu
Hingga Kau Tak Dapat Berfikir Selain Aku
Hingga Kau Tak Dapat Beranjak Pergi Dari Ku
Hingga Kau Gila Karna Ku
Dan Hingga Kau Tak Dapat Hidup Tanpa Ku
Itulah Rasa Mu Pada Ku
Dulu, Kini, Nanti Dan Selamanya
Akan Tetap Seperti Itu
Selamanya..!
Karna Aku Laksana Madu Tapi Juga Racun Untuk Mu
Karna Aku Bagai Permata Tapi Juga Bara Untuk Mu
Itulah Aku
Dan Itulah Diri Mu
Aku Selalu Ada Di Hati Mu
Aku Bersemayam Di Tubuh Mu
Aku Menari Di Benak Mu
Dan Aku Bernyanyi Merdu Di Hari-Hari Mu
Hingga Kau Tak Dapat Berfikir Selain Aku
Hingga Kau Tak Dapat Beranjak Pergi Dari Ku
Hingga Kau Gila Karna Ku
Dan Hingga Kau Tak Dapat Hidup Tanpa Ku
Itulah Rasa Mu Pada Ku
Dulu, Kini, Nanti Dan Selamanya
Akan Tetap Seperti Itu
Selamanya..!
Karna Aku Laksana Madu Tapi Juga Racun Untuk Mu
Karna Aku Bagai Permata Tapi Juga Bara Untuk Mu
Itulah Aku
Dan Itulah Diri Mu
Kau Dan Aku
Seharusnya Jadi Kita
Seharusnya Jadi Satu
Melebur Hanya Satu, Kita..!
Tapi Ku Dapati Separuh Diri Mu Bukan Diri Mu
Kini Sesal Ku-pun Tiada Guna
Kau Tak Dapat Memadamkan Gemuruh Asa Ku Ini Sampai Kapan-pun
Karena Semangat Ku Teramat Sangat Besar Menjadikan Kita Satu
Kau Dan Aku, Satu
Selamanya..!
Itu Harap Ku
Harap Terbesar Akan Kita
Melewati Hari Bersama
Merangkai Kisah Bersama
Mengukir Sejarah Bersama
Dan Menua Sampai Akhir Nanti Menutup Mata
Kau Dan Aku, Satu
Kita..!!!
Tapi Ku Dapati Separuh Diri Mu Bukan Diri Mu
Kini Sesal Ku-pun Tiada Guna
Kau Tak Dapat Memadamkan Gemuruh Asa Ku Ini Sampai Kapan-pun
Karena Semangat Ku Teramat Sangat Besar Menjadikan Kita Satu
Kau Dan Aku, Satu
Selamanya..!
Itu Harap Ku
Harap Terbesar Akan Kita
Melewati Hari Bersama
Merangkai Kisah Bersama
Mengukir Sejarah Bersama
Dan Menua Sampai Akhir Nanti Menutup Mata
Kau Dan Aku, Satu
Kita..!!!
Bertahun Ku Sabar Mengikuti Alur Mu
Bertahun Itu Juga Tak Ku Temukan Harap Putih
Tercabik, Terkoyak..
Luka, Pedih, Perih..
Semua Ku Resapi Sendiri
Hanya Sesal Yang Kini Tertinggal
Namun Sudah Tak Berarti Lagi..!!!
Tentang Kita
Kini Hanya Sebuah Cerita Usang
Entah Harus Kemana Aku Membuang Kenangan Indah Dan Pahit Ini
Tetatih Langkah Ku Mencari Nur-NYA
Berharap DIA Sudi Menerima Sesal Dan Taubat Ku
Menuntun Jalan Ku Kembali Pada Jalan-NYA
Oh TUHAN, Maafkanlah Hamba MU Yang Nista Ini
Semua Ku Resapi Sendiri
Hanya Sesal Yang Kini Tertinggal
Namun Sudah Tak Berarti Lagi..!!!
Tentang Kita
Kini Hanya Sebuah Cerita Usang
Entah Harus Kemana Aku Membuang Kenangan Indah Dan Pahit Ini
Tetatih Langkah Ku Mencari Nur-NYA
Berharap DIA Sudi Menerima Sesal Dan Taubat Ku
Menuntun Jalan Ku Kembali Pada Jalan-NYA
Oh TUHAN, Maafkanlah Hamba MU Yang Nista Ini
Senin, 17 September 2012
ALANGKAH INDAHNYA Apabila yang LUAS itu adalah ILMU. Apabila yang TEBAL itu adalah IMAN. Apabila yang LEMBUT itu adalah HATI. Apabila yang KOKOH itu adalah UKHUWAH. Apabila yang RINGAN itu adalah SHALAT & DZIKIR. Apabila yang MUDAH itu adalah SHADAQAH. Apabila yang HALUS itu adalah AKHLAQ. Apabila yang MANIS itu adalah SENYUM & SALAM. Apabila yang HEBAT itu adalah JIHAD FII SABILILLAH.
Aku takkan pernah memilih cinta yang penuh airmata tapi aku akan memilih cinta yang sederhana dan apa adanya. Aku takkan memilih pria yang banyak dipuja wanita namun aku akan memilih pria yang dekat dengan Tuhannya. Aku takkan memilih pria yang pandai merangkai kalimat indah tapi aku akan memilih pria yang selalu menyelipkan namaku dalam doanya. Ya Rabb, bantulah hamba untuk mempertahankan TAQWA. Untuk menjaga hatiku
Hari-hariku
indah bersamamu, mendulang kasih sayang memadukan rindu, merenda benang
biru. Kita jadikan nuansa rumah kita yang biru, selalu biru inginku dan
inginmu. Berbagi duka kala rindu tak bersua, memilah rasa ego dan
cemburu, memintal sepi di kalbu, selalu rindu merajai ruang hatiku.
Katamu, "Sabar cintaku, Insya Allah hari indah pasti untuk kita."
Kata-katamu sejukkan hati yang merona cemburu dan rasa menggoda, tak
banyak kata terucap dari mulutmu, namun setiap kata terucap membuatku
tenang dalam kurun waktu untuk selalu setia menantimu. Walau banyaknya
penggoda datang dan pergi merayukan, tapi tetap satu hati untukmu, aku
selalu cinta dan setia padamu.
Kau kekasih hati, kala diri
dilanda rindu membara, tak cukup lewat suara, ingin segera berjumpa
memelukmu dengan mesra. Dalam teduhnya kasih sayang Sang Pencipta, dalam
limpahan rahmat-
Nya. Hanya ada aku dan kau.
Bila sehari tanpa pesan tertulis, tak bisa kudengar suaramu, hati resah tak menentu, kosong ruang hati,
senyum pun jadi layu, sesepi hati, seperti tiada berpenghuni.
Kau cintaku, bila tanpamu aku sungguh rapuh, lemas tiada semangat,
tidur tak nyenyak, makan tidak enak, terbayang selalu wajah rupawanmu,
menggelitik hatiku. Aku ingin selalu kau ada di hari-hariku, hingga
waktu pertemukan kita dengan izin Allah semata.
Kau, pengisi
ruang hatiku, selalu memberiku mimpi-mimpi indah yang tiada bertepi,
tiada habisnya untuk diamini. Kau penunjang masa depan di rumah
impianku, pemimpin dalam kehidupanku, imam di setiap sujud panjangku
pada Allah Yang Maha Satu.
Ya Allah Robbiku, Izinkan hamba
bertemu dengannya, jadikan dia penghuni rumah impianku, datangkan segera
padaku dan satukan kami dalam ikatan cinta suci karena Engkau Yang Maha
Pemberi cinta.
Katamu, "Sabar cintaku, Insya Allah hari indah pasti untuk kita." Kata-katamu sejukkan hati yang merona cemburu dan rasa menggoda, tak banyak kata terucap dari mulutmu, namun setiap kata terucap membuatku tenang dalam kurun waktu untuk selalu setia menantimu. Walau banyaknya penggoda datang dan pergi merayukan, tapi tetap satu hati untukmu, aku selalu cinta dan setia padamu.
Kau kekasih hati, kala diri dilanda rindu membara, tak cukup lewat suara, ingin segera berjumpa memelukmu dengan mesra. Dalam teduhnya kasih sayang Sang Pencipta, dalam limpahan rahmat-
Nya. Hanya ada aku dan kau.
Bila sehari tanpa pesan tertulis, tak bisa kudengar suaramu, hati resah tak menentu, kosong ruang hati,
senyum pun jadi layu, sesepi hati, seperti tiada berpenghuni.
Kau cintaku, bila tanpamu aku sungguh rapuh, lemas tiada semangat, tidur tak nyenyak, makan tidak enak, terbayang selalu wajah rupawanmu, menggelitik hatiku. Aku ingin selalu kau ada di hari-hariku, hingga waktu pertemukan kita dengan izin Allah semata.
Kau, pengisi ruang hatiku, selalu memberiku mimpi-mimpi indah yang tiada bertepi, tiada habisnya untuk diamini. Kau penunjang masa depan di rumah impianku, pemimpin dalam kehidupanku, imam di setiap sujud panjangku pada Allah Yang Maha Satu.
Ya Allah Robbiku, Izinkan hamba bertemu dengannya, jadikan dia penghuni rumah impianku, datangkan segera padaku dan satukan kami dalam ikatan cinta suci karena Engkau Yang Maha Pemberi cinta.
Jauh pandang mata memandang
terhalang oleh remang kegelapan
hilang dalam peradaban rindu meradang
menerawang akan kedamaian hati yang hilang
Dalam penglihatan netra aku memang sendiri
namun dalam jiwa ini, kumerasa kau selalu menemani
walau yang sebenarnya dirimu tiada pernah kumiliki
Tanpa kurasa seiring bergulirnya waktu
semua kenangan itu terekam rapi dalam memori ingatanku
pada kerinduanku yang kusimpan bersama derak laju hidupku
terpancang kuat dalam nurani dan
tak akan kulepas pergi
Duhai sang pencuri hati
sampai kapan kau biarkan aku menanti
dalam ketakpastian rasa ini?
menerawang akan kedamaian hati yang hilang
Dalam penglihatan netra aku memang sendiri
namun dalam jiwa ini, kumerasa kau selalu menemani
walau yang sebenarnya dirimu tiada pernah kumiliki
Tanpa kurasa seiring bergulirnya waktu
semua kenangan itu terekam rapi dalam memori ingatanku
pada kerinduanku yang kusimpan bersama derak laju hidupku
terpancang kuat dalam nurani dan
tak akan kulepas pergi
Duhai sang pencuri hati
sampai kapan kau biarkan aku menanti
dalam ketakpastian rasa ini?
Aura hitammu masih menutupi jelaga hatiku
Berkerak hitam, hingga sulit kubersihkan
Jika kau tanya seberapa besar kebencianku padamu?
Lihatlah! Cangkir rindu yang telah lama kau abaikan
Bagaimana kerak teh menguning pada cangkir porselin yang telah lama tak pernah kucuci
Masihkah kau mengakui aku kekasihmu?
Tahukah engkau, kau hanya memberi gigil pada malam-malamku
Mencoretkan noktah hitam di hatiku
Tiada lagi denting suara hati
Merayu tuk memujimu
Bahkan sejenak melintas hayal raut pasimu
Adalah kau pikir, aku masih menunggumu?
Setelah kau pecahkan sunyi dengan geletar mantra hitam
Aku tak lagi terdiam lagi tentangmu
Aku hanya ingin kau enyah dari kehidupanku
Lihatlah! Cangkir rindu yang telah lama kau abaikan
Bagaimana kerak teh menguning pada cangkir porselin yang telah lama tak pernah kucuci
Masihkah kau mengakui aku kekasihmu?
Tahukah engkau, kau hanya memberi gigil pada malam-malamku
Mencoretkan noktah hitam di hatiku
Tiada lagi denting suara hati
Merayu tuk memujimu
Bahkan sejenak melintas hayal raut pasimu
Adalah kau pikir, aku masih menunggumu?
Setelah kau pecahkan sunyi dengan geletar mantra hitam
Aku tak lagi terdiam lagi tentangmu
Aku hanya ingin kau enyah dari kehidupanku
Mengapa cinta selalu berpaling drku
Tinggalkan luka yg perih
Ku mencintaimu lebih dr segalanya
takan pernah tergantikan
Hanya untukmu kuberikan
yg terbaik dr ku,,
Dan cintaku takan sampai ∂ĩ sini,,,
Kupasrahkan pada kuasa takdir
kali ini mungkin kita tergelincir
tapi yakinku suatu waktu
kita kan kembali satu
lanjutkan bahagia yang tertunda
untukmu kan kujaga setia
menekuni rindu segenap rasa
biarlah kukunyah luka menganga
karena cinta
aku kuat dan terjaga
aku mencintaimu dengan hati
memujamu dengan segenap sadar
indahmu terlanjur merasuk jiwa
warnai sunyiku dengan hangat cinta.....
Itulah jujurku
Dan cintaku takan sampai ∂ĩ sini,,,
Kupasrahkan pada kuasa takdir
kali ini mungkin kita tergelincir
tapi yakinku suatu waktu
kita kan kembali satu
lanjutkan bahagia yang tertunda
untukmu kan kujaga setia
menekuni rindu segenap rasa
biarlah kukunyah luka menganga
karena cinta
aku kuat dan terjaga
aku mencintaimu dengan hati
memujamu dengan segenap sadar
indahmu terlanjur merasuk jiwa
warnai sunyiku dengan hangat cinta.....
Itulah jujurku
satu persatu baitku berjatuhan dari langit mataku
mencair gumpalan awan melinangi hatiku
begitu deras,menyapu memori yang menggarami luka
hingga kering seketika
tapi bukan tentangmu
adalah puisiku tengah mengharu biru
melepas kekang dari inspirasi menyayat hati
barangkali,
otakku mulai mengasihani diri
saat mengingatmu bagai cemeti yang mendera tiada henti
kau pergi sisakan luka takterperi
waktu telah menghapus jejakmu
saat rasa sesal telah habis kupintal
aku terbangun dari kubangan khayal
lalu diam,menyimak hati yang ingin dimengerti
penantianku telah usai
bersama rindu yang kini suri
lalu mati....
tapi bukan tentangmu
adalah puisiku tengah mengharu biru
melepas kekang dari inspirasi menyayat hati
barangkali,
otakku mulai mengasihani diri
saat mengingatmu bagai cemeti yang mendera tiada henti
kau pergi sisakan luka takterperi
waktu telah menghapus jejakmu
saat rasa sesal telah habis kupintal
aku terbangun dari kubangan khayal
lalu diam,menyimak hati yang ingin dimengerti
penantianku telah usai
bersama rindu yang kini suri
lalu mati....
Baru ku sadari,
ternyata kehadiranmu itu dulu,
hanya sementara,
Hanya untuk singgah sebentar,
hanya untuk dermaga kapal cintamu,
setelah jaring cintamu menangkapku,
kau pergi tanpa pesan,
Entah mengapa sadar itu,
baru sekarang hadir dibenakku,
namun jauh dalam anganku berkata,
bahwa kau akan kembali padaku,
Dan biarlah tetes hujan membantuku,
menyemai kembali bunga-bunga,
di taman jiwaku yang gersang keranamu..
dan aku akan tetap menantimu..
hingga raga ini tak mampu lagi menanti..
~I Miss U~
setelah jaring cintamu menangkapku,
kau pergi tanpa pesan,
Entah mengapa sadar itu,
baru sekarang hadir dibenakku,
namun jauh dalam anganku berkata,
bahwa kau akan kembali padaku,
Dan biarlah tetes hujan membantuku,
menyemai kembali bunga-bunga,
di taman jiwaku yang gersang keranamu..
dan aku akan tetap menantimu..
hingga raga ini tak mampu lagi menanti..
~I Miss U~
Selasa, 11 September 2012
Jumat, 07 September 2012
Senin, 03 September 2012
Ada namamu dalam do'aku
Menyentuh lembut dalamnya sanubari
Terukir nyata pada dinding hati
Ketika semua tentangmu berayun-ayun di angan
Do'a-do'aku terucap di atas sajadah
Berharap segala rasaku dipertemukan oleh sang waktu
Untukmu sebuah nama
Bertautkan indah hadirkan asmara
Mengalun syahdu disepanjang waktuku
Dengan apa lagi harus kulukis tentang rasa ini
Sedangkan kata-kata tak mampu merangkai perasaan hati.
Ya Tuhan
Jika esok Engkau terbitkan mentari
Berikanlah senyum terindah untuknya
Dan katakanlah salam hangat dariku di mimbar hatinya
Agar ia tau bahwa rasa ini terukir nyata dijagat langit yang tinggi
Berharap segala rasaku dipertemukan oleh sang waktu
Untukmu sebuah nama
Bertautkan indah hadirkan asmara
Mengalun syahdu disepanjang waktuku
Dengan apa lagi harus kulukis tentang rasa ini
Sedangkan kata-kata tak mampu merangkai perasaan hati.
Ya Tuhan
Jika esok Engkau terbitkan mentari
Berikanlah senyum terindah untuknya
Dan katakanlah salam hangat dariku di mimbar hatinya
Agar ia tau bahwa rasa ini terukir nyata dijagat langit yang tinggi
Aku selalu bahagia dengan hadirnya
dirimu dalam hidup ku. . .
Kerana kamu adalah cahaya terang dalam gelap ku. . .
Selalu terangi hidupku tanpa mengenal waktu. . .
Tapi kenapa cahaya itu mulai gelap sekarang ????
Tuhan tolong sampaikan padanya. . .
Bahawa hanya dia kebahagiaan ku. . .
Tiada yang dapat menggantikan dia. . .
Tapi seandainya dia bahagia kini. . .
Aku ikhlas melepaskannya walau aku terluka disini. . .
Akan ku kubur semua yang pernah kita lewati selama ini . . .
Dan Tuhan tolong jagakan dia untukku. .
Tuhan tolong sampaikan padanya. . .
Bahawa hanya dia kebahagiaan ku. . .
Tiada yang dapat menggantikan dia. . .
Tapi seandainya dia bahagia kini. . .
Aku ikhlas melepaskannya walau aku terluka disini. . .
Akan ku kubur semua yang pernah kita lewati selama ini . . .
Dan Tuhan tolong jagakan dia untukku. .
Jika kau tanya tentang satu alasan kenapa aq mencintaimu, sama sekali aku tak akan mampu menjawabnya, kerana aku memang tidak mempunyai alasan mengapa aku mencintaimu, dan aku tidak memerlukan alasan itu, aku mencintaimu dengan segala apa yang ada pada dirimu, sehingga saat bila aku nampak kekuranganmu, aku menjadi begitu ghairah untuk melengkapinya!
Meskipun cintamu tak mampu aku miliki sepenuhnya.. aku tak pernah
mengeluh dan tak pernah menyesal.. aku bahagia pernah memilikimu
walaupun hanya seketika saja. keinginan mu adalah hak mu, dan terima
kasih untuk kamu yang telah memberikan erti dalam hidup ku yang sempit
ini. walaupun pada akhirnya aku terpaksa melepaskanmu.
Namun cinta ini akan selalu ku jaga..
Aku berjanji untuk tidak lagi bertemu mu dikehidupan ini
Maka biarkan aku yang pergi jauh dan menyimpan semua luka dan sakitnya
hati ini.. Terima kasih untuk kamu yang telah melukai hatiku hingga ke
paras yang terdalam..
Maka biarkan aku yang pergi jauh dan menyimpan semua luka dan sakitnya hati ini.. Terima kasih untuk kamu yang telah melukai hatiku hingga ke paras yang terdalam..
~ CEMBURU ~
Cemburu...
Kenapa harus ada rasa itu?
Jika kau tahu bahwa hanya satu
pemilik hatiku; adalah dirimu
Meski terpisah jarak dan waktu
Namun hati kita tatap menyatu
Harus dengan apa aq meyakinkamu
Harus bagaimana supaya kau tahu
Bahwa hanya kmu penghuni hatiku
Pun pemilik cinta & separuh jiwaku
Telah habis kata untukku nyatakan cinta
Telah habis cara untukku utarakan rasa
Namun dirimu tetap tak peraya
dan slalu menyimpan curiga
Kau katakan; aq telah mendua
Sayang...
Jika darahku & darahmu sama merah
Layaknya dirimu aq juga bisa marah
Saat kau katakan cintaku telah salah arah
Sedang berpalingpun aq tak pernah
Mengertilah..
Saat yg paling sulit bagiku adalah;
Ketika aq mrasa lelah utk bertahan
Tapi terlalu sayang utkku melepaskan
Dan kau siksa aq dgn kecemburuan
Kumohon...
berikan aq kepercayaan
Meski jarak & waktu memisahkan
Dalam diri kita tetap Yakinkan;
Bahwa akhirnya Tuhan yg akan menyatukan
Harus dengan apa aq meyakinkamu
Harus bagaimana supaya kau tahu
Bahwa hanya kmu penghuni hatiku
Pun pemilik cinta & separuh jiwaku
Telah habis kata untukku nyatakan cinta
Telah habis cara untukku utarakan rasa
Namun dirimu tetap tak peraya
dan slalu menyimpan curiga
Kau katakan; aq telah mendua
Sayang...
Jika darahku & darahmu sama merah
Layaknya dirimu aq juga bisa marah
Saat kau katakan cintaku telah salah arah
Sedang berpalingpun aq tak pernah
Mengertilah..
Saat yg paling sulit bagiku adalah;
Ketika aq mrasa lelah utk bertahan
Tapi terlalu sayang utkku melepaskan
Dan kau siksa aq dgn kecemburuan
Kumohon...
berikan aq kepercayaan
Meski jarak & waktu memisahkan
Dalam diri kita tetap Yakinkan;
Bahwa akhirnya Tuhan yg akan menyatukan
Langganan:
Postingan (Atom)