Senin, 17 September 2012


satu persatu baitku berjatuhan dari langit mataku
mencair gumpalan awan melinangi hatiku
begitu deras,menyapu memori yang menggarami luka
hingga kering seketika
tapi bukan tentangmu
adalah puisiku tengah mengharu biru
melepas kekang dari inspirasi menyayat hati

barangkali,
otakku mulai mengasihani diri
saat mengingatmu bagai cemeti yang mendera tiada henti
kau pergi sisakan luka takterperi

waktu telah menghapus jejakmu
saat rasa sesal telah habis kupintal
aku terbangun dari kubangan khayal
lalu diam,menyimak hati yang ingin dimengerti
penantianku telah usai
bersama rindu yang kini suri
lalu mati....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar