Senin, 17 September 2012


Aura hitammu masih menutupi jelaga hatiku
Berkerak hitam, hingga sulit kubersihkan
Jika kau tanya seberapa besar kebencianku padamu?
Lihatlah! Cangkir rindu yang telah lama kau abaikan
Bagaimana kerak teh menguning pada cangkir porselin yang telah lama tak pernah kucuci
Masihkah kau mengakui aku kekasihmu?
Tahukah engkau, kau hanya memberi gigil pada malam-malamku
Mencoretkan noktah hitam di hatiku

Tiada lagi denting suara hati
Merayu tuk memujimu
Bahkan sejenak melintas hayal raut pasimu
Adalah kau pikir, aku masih menunggumu?
Setelah kau pecahkan sunyi dengan geletar mantra hitam
Aku tak lagi terdiam lagi tentangmu
Aku hanya ingin kau enyah dari kehidupanku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar